Cemas, Peserta Seleksi Pun Tak Tenang

Cemas, Peserta Seleksi Pun Tak Tenang


Cemas, Peserta Seleksi Pun Tak Tenang

Cemas, Peserta Seleksi Pun Tak Tenang

Rasa cemas menggelayuti pikiran peserta tes wawancara. Seleksi yang dilaksanakan pada Selasa (9/3) itu, dihadiri 83 peserta dari berbagai jurusan dan universitas di Kota Bandung.

Ketegangan tampak jelas di wajah para mahasiswa semester 5 hingga 8 tersebut. Sesekali mereka membuka mushaf  al-Quran untuk menenangkan pikiran. Ada juga yang saling berkenalan dan berbagi cerita, menunggu giliran diwawancarai. Tak ubahnya pasien di sebuah rumah sakit yang menunggu diperiksa dokter.

Suasana tegang memang kentara pada seleksi hari kedua program Beasiswa Mandiri Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT). Bertempat di lokasi yang sama pada seleksi tahap pertama (tes tertulis) yaitu di gedung sentral 7 lt.3 kompleks Pesantren Daarut Tauhiid, pendaftaran wawancara mulai dibuka pada pukul 08.00 WIB. Pada pukul 08.30 WIB, seleksi tahap terakhir ini dimulai, melibatkan tujuh santri karya DPU sebagai pewawancara.

Kegelisahan dan kekhawatiran tampak di wajah peserta setelah mengikuti tes wawancara. Betapa tidak, mereka harus mengikuti rangkaian tes baca al-Quran (tahsin), wawancara visi misi hidup, dan public speaking.

“Sebelum tes deg-degan banget, soalnya gak tau apa saja yang akan diteskan. Deg-degan bertambah ketika melihat orang yang ikutan tesnya banyakan. Berarti kemungkinan besar untuk diterima sangat minim. Tapi apa pun yang terjadi, saya optimalkan kemampuan yang saya bisa. Hasilnya bagus atau tidak, saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa saja,” ujar Ai Herlina, Mahasiswi semester 6 Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ada pun para peserta tes wawancara ini adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi di kampus dan mempunyai prestasi akaedemik di atas rata-rata. Oleh karena itu, panitia sempat kesulitan memilih peserta yang layak diberikan beasiswa.

“Aduh, panitia pusing nih harus milih yang mana. Soalnya mereka pada bagus-bagus, dan hampir semua peserta layak diberikan beasiswa.” ujar Masitoh yang akrab disapa Teh Iit, salah seorang pewawancara dan sekaligus koordinator penerimaan program Beasiswa Mandiri DPU DT.

Siswa RA Adzkia Kids Kunjungi Museum Lampung

Siswa RA Adzkia Kids Kunjungi Museum Lampung


”Kita berharap dengan kunjungan ke museum ini dapat memberikan ilmu baru buat mereka,” ujar Melisa Yunita, Kepala Sekolah Raudhatul Athfal (RA) Adzkia Kids Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) Lampung.

”Sehingga para siswa dapat memahami bahwa belajar itu tidak hanya di dalam ruangan atau membaca buku, tapi bisa dari berbagai hal, salah satunya berkunjung ke museum,” lanjutnya.

Demikian penuturan Melisa pada Rabu (4/3), ketika ditemui sedang menemani 31 siswa RA Adzkia Kids binaan DPU DT Lampung. Program yang bergerak di bidang pendidikan bagi anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) tersebut, memang memiliki kegiatan ekstra kurikuler seperti ini. Yaitu mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau yang bernuansa pendidikan.

Selama tiga jam, Melisa dibantu beberapa pengajar RA Adzk

Siswa RA Adzkia Kids Kunjungi Museum Lampung

Siswa RA Adzkia Kids Kunjungi Museum Lampung

ia Kids memperkenalkan kepada para siswa akan peninggalan-peninggalan bersejarah di provinsi Lampung. Mereka belajar mengenal kebudayaan asli Lampung, mulai dari zaman prasejarah hingga sekarang. Selain itu, para siswa juga belajar berbagai hal lainnya, seperti pakaian adat pernikahan masyarakat Lampung, rumah tradisional, perlengkapan bertani, berburu serta alat transportasi tradisional.

Layaknya anak-anak, keinginan mereka untuk selalu bermain tak boleh dilupakan. Karenanya, kegiatan tidak hanya berisi aktifitas berkeliling museum, tapi mereka juga diajak bermain sambil belajar di pelataran halaman museum. Lengkaplah sudah kegembiraan mereka karena dapat bermain sambil belajar!

Pengajian Wilayah di Kompleks Green Melong

Pengajian Wilayah di Kompleks Green Melong


 

Pengajian Wilayah di Kompleks Green Melong

Pengajian Wilayah di Kompleks Green Melong

Usia tak jadi halangan bagi sebagian ibu-ibu yang tinggal Kompleks Green Melong untuk menimba ilmu agama. Salah satunya melalui acara rutin Pengajian Wilayah Dompet Peduli Ummat (DPU DT), Jumat (9/4) sore.

Bertempat di Masjid Nurul Hidayah RT.05 RW.23 Desa Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, jamaah yang merupakan donator tetap DPU DT itu mengikuti pengajian dengan hikmat. Pengajian diisi oleh Ustadz Herman, santri karya DPU DT Pusat.

Ada pun program pengajian wilayah merupakan salah satu cara menjalin silaturahmi antara donator dengan DPU DT. Tidak hanya dilaksanakan di Melong, pengajian wilayah juga rutin dilaksanakan di berbagai perusahaan atau majelis taklim lainnya.

Selain untuk mendapatkan pencerahan ilmu dan mempererat tali persaudaraan, pengajian pun digelar agar donator DPU DT tetap istiqamah berzakat, infak, sedekah. Dan juga mengajak orang lain melakukan hal yang sama, menyisihkan sebagian hartanya di jalan Allah.

Berjuta Asa Hiasi Hari Pertama Seleksi

Berjuta Asa Hiasi Hari Pertama Seleksi


 

Berjuta Asa Hiasi Hari Pertama Seleksi

Berjuta Asa Hiasi Hari Pertama Seleksi

Mendung selimuti Bandung. Walaupun demikian, ia tak jadi hambatan bagi 87 peserta seleksi Program Beasiswa Mandiri Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT). Mereka tampak bersemangat mengikuti seleksi hari pertama yang berupa tes tertulis dan kesemaptaan (tes fisik).

Pada Senin (8/3) pagi, peserta seleksi terlihat memenuhi ruangan gedung sentral 7 lt.3 Pesantren Daarut Tauhiid. Tahap pertama, peserta akan mengikuti tes tertulis. Ada pun materi yang diujikan dalam tes tersebut adalah mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Inggris, Matematika, gambaran visi misi hidup, dan pengetahuan agama.

“Subhanallah, untuk soal yang terdiri atas IPA, IPS, Bahasa Inggris, Matematika, bagi ana (saya-red) terlalu sulit. Karena semenjak masuk arsitektur, 4 tahun lalu, sudah tidak ana pelajari lagi.” ujar Maman Komarudin, salah seorang peserta seleksi dari Jurusan Pendidikan Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Lain halnya bagi Tri Fitria, Mahasiswi Jurusan Biologi UIN Sunan Gunung Djati, tes yang dilaluinya dirasa belum maksimal. Tri hanya mengikuti tes pengetahuan keagamaan karena ia datang terlambat, sepuluh menit sebelum waktu tes berakhir. Walaupun demikian, Tri tetap semangat menjawab berbagai soal tes keagamaan di menit-menit terakhir.

Ketika ditanya alasan keterlambatannya, sambil tersenyum bercampur kesal, Tri menjawab, “Saya nunggu surat keterangan dari kampus. Harusnya sih hari Jumat sudah jadi, tapi karena komputer di fakultasnya kena petir, jadi suratnya baru bisa diberikan hari Senin siang.”

Setelah shalat ashar, tes dilanjutkan ke tahap kedua yaitu kesemaptaan. Tes dilaksanakan di Stadion Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Tampak miliaran butiran air bening masih membasahi stadion kebanggaan civitas UPI itu. Walaupun kondisi track becek, semangat peserta tes masih membara. Untunglah, panitia tidak kehabisan ide. Tes tetap dilaksanakan di tempat yang berbeda, yaitu di tribun penonton.

Tes kesemaptaan meliputi tes lari, push-up, dan seat-up. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan fisik dan kebugaran para peserta. “Tesnya memang gak main-main,” ujar Nurfadillah, perempuan berkacamata jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI.

Wajah-wajah letih terpampang jelas menghiasi pemandangan sore itu. Senja pun menutup tes hari pertama. Esoknya, para peserta dituntut untuk kembali siap menghadapi tes wawancara.

Itulah sekelumit cerita dari peserta calon penerima beasiswa yang diperuntukkan bagi para mahasiswa tingkat akhir.

Pagelaran Musik Religi dan Penggalangan Dana

Pagelaran Musik Religi dan Penggalangan Dana


 

Pagelaran Musik Religi dan Penggalangan Dana

Pagelaran Musik Religi dan Penggalangan Dana

Ratusan orang memadati Dome Central 5, kompleks Pesantren Daarut Tauhiid, Sabtu (6/3). Mereka tampak antusias menyaksikan acara yang bertajuk Pagelaran Musik Religi dan Penggalangan Dana.

Acara yang dimulai pada pukul 19.30 WIB tersebut, digelar dengan sederhana. Walaupun demikian, tidak mengurangi esensi sebagai acara amal. Beberapa orang terlihat membawa dus-dus berisi pakaian layak pakai untuk disumbangkan. Menunjukkan semangat mereka dalam mensukseskan acara yang diselenggarakan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) dan Radio MQFM.

Selain ajang hiburan bagi masyarakat, acara juga bertujuan untuk menggalang dana bagi korban bencana di Jawa Barat. Inilah hiburan yang tak sekadar having fun. Melalui acara ini, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan keimanan, kepedulian, dan budaya saling berbagi dengan mereka yang tertimpa musibah.

Selain dimeriahkan dengan penampilan tim-tim nasyid se-Kota Bandung, acara juga diwarnai dengan tausiyah. Singkat namun penuh makna, tausiyah yang disampaikan Ustadz Darlis Fajar setelah pagelaran musik religi digelar. Tampil dengan memukau, ustadz Darlis menerangkan pentingnya tolong menolong antara sesama manusia. Selain itu, ia juga berbagi hikmah mengenai sedekah. Walau singkat, tausiyah tersebut mampu membangkitkan ghirah (semangat) para penonton yang hadir untuk bersedekah.

Tausiyah diakhiri dengan penggalangan dana. Sebanyak 10 relawan dari DPU DT diperbantukan untuk menggalang sedekah dari masyarakat. Hasilnya, dana sebesar Rp.6.120.400,-, 4 paket pakaian layak pakai, dan sebuah jam tangan, terkumpul dalam waktu tak berapa lama, 10 menit.

Insya Allah dana dan barang yang terkumpul akan disalurkan pada korban bencana di Jawa Barat melalui Program Pusat Sosial Kemanusiaan (Pusosman) DPU DT.

Rilis: Seleksi Peserta Beasiswa Mandiri

Rilis: Seleksi Peserta Beasiswa Mandiri


Rilis: Seleksi Peserta Beasiswa Mandiri

Rilis: Seleksi Peserta Beasiswa Mandiri

Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT), pada Senin (8/3) dan Selasa (9/3), akan mengadakan seleksi bagi peserta Beasiswa Mandiri (Sebelumnya Bea Mahakarya). Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa semester 5 sampai 8 yang telah mendaftarkan diri.

Hari pertama, tes akan dimulai pada pukul 12.30 WIB di Central 7 lantai 3 dengan materi tes pengetahuan agama, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Inggris, gambaran visi misi hidup, dan pengetahuan tentang permasalahan sosial. Selanjutnya, acara akan berlanjut pada pukul 16.00 WIB di Stadion Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan materi kesemaptaan (tes fisik).

Ada pun hari kedua, tes akan dimulai pada pukul 8.00 WIB bertempat di Central 7 lantai 3. Materi tes yang akan diujikan adalah wawancara, public speaking, dan baca tulis al-Quran (BTQ). Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui  profil calon penerima beasiswa, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan BTQ-nya.

Rilis: Gelar Musik Religi dan Penggalangan Dana

Rilis: Gelar Musik Religi dan Penggalangan Dana


Rilis: Gelar Musik Religi dan Penggalangan Dana

Rilis: Gelar Musik Religi dan Penggalangan Dana

Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) bekerjasama dengan MQ FM Bandung, MQ Muda, Aden Agency, ANN Jabar,Yayasan Daarut Tauhiid dan MQTV, pada Sabtu (6/3) akan mengadakan Pagelaran Musik Religi dan Penggalangan Dana korban bencana Jawa Barat.

Acara akan dimulai pada pukul 19.30 WIB hingga selesai, bertempat di Dome Central 5 Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung. Acara diisi oleh tim nasyid Kota Bandung seperti Hawari, Mupla,

Nahawan, Tashiru, dan Fika Mupla.

Acara ini merupakan bentuk kepedulian terhadap korban  bencana di Jawa Barat. Ada pun bantuan yang disumbangkan dapat berupa uang tunai, pakaian layak pakai, dan sembako. Insya Allah, bantuan yang terkumpul akan disalurkan melalui DPU DT.

21 Relawan Diterjunkan Ke Bencana Longsor Ciwidey

21 Relawan Diterjunkan Ke Bencana Longsor Ciwidey


 

21 Relawan Diterjunkan Ke Bencana Longsor Ciwidey

21 Relawan Diterjunkan Ke Bencana Longsor Ciwidey

Hari kedua pasca longsor yang melanda Ciwidey, Selasa (23/2) lalu, Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) mengadakan aksi tanggap darurat bencana.  Warga perbukitan Walagri, Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung menjadi sasaran bantuan kemanusiaan.

Rabu (24/2), DPU DT bekerjasama dengan Duta Business School  (DBS) dan Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid menerjunkan 21 relawan ke lokasi bencana. Bantuan logistik (makanan dan pakaian hangat) juga diberikan kepada korban yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Ada pun longsor menimpa rumah warga (mess karyawan) pada pukul 08.10 WIB, ketika warga beraktivitas seperti biasanya. Kerusakan akibat longsor tidak hanya terjadi pada rumah warga. Masjid, pabrik, dan fasilitas umum lainnya menjadi sasaran terjangan longsor.

Puluhan orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan puluhan lainnya dinyatakan hilang. Selain menyebabakan kerusakan  material,  bencana tersebut juga menyebabkan trauma psikis bagi sebagian besar warga yang selamat.

Mereka memilih untuk tinggal di tenda-tenda pengungsian, dan enggan kembali menempati rumahnya. Selain karena tertimbun, warga yang rumahnya masih utuh pun takut adanya longsor susulan. Oleh karena itu, warga memilih bertahan di tenda-tenda yang didirikan di antara kebun teh yang jauh dari lokasi bencana.

Keluarga salamet alhamdulillah, ayeuna tos diamankeun di Ciwidey. Abdi nyalira di dieu bade nyuhunkeun bantosan, kanggo tuangna, nya abi standby we di diue (Alhamdulillah keluarga selamat, sekarang diamankan di Ciwidey. Saya sendiri di sini (pengungsian-red), mau minta bantuan, buat makan, makanya saya standby di sini),” ujar Cundi (45) setelah ditanyakan kabar keluarganya.

Berbeda dengan Jali (29),  ia tidak bisa menyembunyikan rona kesedihannya ketika ditanya keadaan keluarganya. “Alhamdulillah, ibu mah kapendak, tapi rama mah pupus, ditemukan kapendak kamari (Alhamdulillah ibu ketemu, kalau ayah meninggal, ditemukan kemarin),” ujarnya.

Hasil pantauan lokasi terjadinya bencana, memang merupakan daerah yang sulit ditempuh. Jarak lokasi bencana yang jauh, jalan rusak, dan minimnya kendaraan membuat bantuan dan proses evakuasi terhambat. Walau pun demikian, banyak pihak yang bersimpati mengirimkan bantuan tenaga dan logistik, termasuk DPU DT.

Kebutuhan akan makanan, pakaian dan tenda pengungsian yang layak, masih teramat dibutuhkan. Selain itu, sebagian besar warga masih belum bisa bekerja karena belum ada keputusan dari pihak perusahaan yang mempekerjakan mereka. Teriknya siang dan dinginnya malam, membuat kondisi warga di pengungsian semakin memprihatinkan.

Gempita Sosial: Lukis Harapan di Desa Tertinggal

Gempita Sosial: Lukis Harapan di Desa Tertinggal


 

Gempita Sosial: Lukis Harapan di Desa Tertinggal

Gempita Sosial: Lukis Harapan di Desa Tertinggal

Mendung selimuti Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Mobil yang membawa tim Gempita Sosial Dompet Peduli Ummat (DPU DT) sampai di halaman kantor kuwu (kelurahan). Tampak, puluhan pasang mata mengikuti rombongan yang sudah mereka nanti itu.

Kamis (11/2) siang, tak seperti biasanya ratusan warga berkumpul sejak pukul 10.00 WIB di sebuah bangunan sederhana. Bangunan yang dijadikan kantor kuwu itu seketika sesak dipenuhi warga yang tinggal di daerah pantai utara tersebut. Aroma khas pantai seketika menyeruak. Udara panas membuat kipas kecil yang menempel di atap ruangan seakan tak berfungsi.

Namun, udara panas tak melelehkan semangat warga mengantre giliran. Dalam hitungan menit, pendaftaran untuk memperoleh pengobatan gratis diserbu warga dengan berbagai keluhan penyakit.

Setelah mendaftar, satu persatu warga diperiksa tekanan darahnya. Walaupun sudah menyerahkan  nomor antrean, warga tampak belum bisa bersabar. Beberapa warga terdengar mengoceh dengan bahasanya setelah beberapa saat diinstruksikan untuk  mengantre. Tim Dokter dari K-Pe Sehat Daarut Tauhiid pun terlihat kewalahan melayani antusias warga di desa tertinggal tersebut.

“Saya bahagia sekali karena ada pengobatan gratis. Saya harap DPU bisa ke sini lagi,”  ujar Nurhasanah, warga setempat. Dengan logat khas Cirebonnya, ibu dua anak itu berkali-kali mengungkapkan kegembiraannya. Sesekali juga muncul harapan darinya agar acara serupa dapat diselenggarakan kembali di desa yang 75 persen penduduknya berkerja sebagai nelayan.

Ada pun kondisi lingkungan di Desa Citemu, termasuk kurang terawat. Lokasi puskesmasnya pun jauh. Faktor-faktor tersebut menjadi sebab timbulnya berbagai keluhan kesehatan. Selain itu, rendahnya tingkat perekonomian semakin memperparah kondisi kesehatan masyarakat setempat.

Karenanya, warna-warni kebahagiaan dan harapan terlukis jelas di wajah ratusan warga penghasil rajungan. Mereka berharap pengobatan gratis ini dapat diselenggarakan kembali. Bukan hanya itu, harapan untuk bisa memperbaiki kondisi perekonomian mereka pun turut mengantarkan kepulangan tim Gempita Sosial DPU DT.

Pemberian Bibit Sayuran Kampung Tauhiid

Pemberian Bibit Sayuran Kampung Tauhiid


 

Pemberian Bibit Sayuran Kampung Tauhiid

Pemberian Bibit Sayuran Kampung Tauhiid

Pada Ahad (31/1), DPU DT Palembang menyerahkan bibit sayuran kepada Kampung Tauhiid di Indralaya.

Ini adalah pesantren rintisan binaan DPU DT, sebagai salah satu bagian dari program pemandirian masyarakat.

Diharapkan, melalui pemberian bibit sayuran tersebut, program eco pesantren yang sedang di rintis oleh Kampung Tauhiid, segera terlaksana.